BLORA, Tribuntipiko.com //
– Dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Blora pada Kamis, 20 November 2025, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Eddy Hartono menandatangani Nota Kesepakatan (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan perguruan tinggi se-Kabupaten Blora.
Sinergi BNPT dan Kampus Perkuat Ketahanan Masyarakat
Acara yang digelar di Ruang Pertemuan Sekretariat Daerah Kabupaten Blora ini turut dihadiri Bupati Blora Arief Rohman. Penandatanganan MoU dan PKS tersebut merupakan langkah strategis memperkuat sinergi antara BNPT, pemerintah daerah, dan institusi pendidikan tinggi.
Kolaborasi ini merupakan upaya untuk membangun ketahanan masyarakat, terutama melalui program pencegahan radikalisme dan penguatan wawasan kebangsaan.
Dalam undangan resmi yang ditandatangani Sekretaris Daerah Blora Komang Gede Irawadi, pimpinan setiap perguruan tinggi diwajibkan hadir langsung tanpa diwakilkan. Setiap kampus juga diminta membawa lima perwakilan mahasiswa untuk mengikuti agenda penguatan kapasitas.
Selain Bupati dan Wakil Bupati, acara juga dihadiri unsur Forkopimda, antara lain Ketua DPRD, Dandim 0721 Blora, Kapolres Blora, Kajari, hingga para camat se-Kabupaten Blora. Hadir pula direktur dan rektor dari berbagai kampus di Blora.
Blora Jadi Titik Fokus Pencegahan Terorisme, Pemkab dan Kampus Jalin Sinergi dengan BNPT
– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora bersama delapan perguruan tinggi resmi menandatangani Nota Kesepakatan dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia. Penandatanganan berlangsung di Aula Setda Blora pada Kamis, 20 November 2025.
Pintu Gerbang Timur Jateng Perlu Pengawasan
Bupati Blora, Arief Rohman, menegaskan bahwa posisi Blora yang menjadi gerbang timur Jawa Tengah membuat daerah ini memerlukan perhatian khusus, baik terkait ancaman terorisme maupun peredaran narkotika.
“Pak Kepala BNPT aktif turun ke kampus-kampus untuk pencegahan terorisme. Blora sebagai pintu masuk dari Jawa Timur harus mendapat pengawasan ketat,” ujar Bupati Arief.
Antisipasi Radikalisme di Lingkungan Kampus
Bupati Arief menjelaskan bahwa perguruan tinggi di Blora dihuni mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, sehingga potensi penyebaran paham radikal perlu diantisipasi sejak dini.
“Kekhawatiran terhadap radikalisme dan terorisme harus diantisipasi. Mahasiswanya datang dari Aceh sampai Papua,” tegasnya.
Kasus Radikalisme di Blora Pernah Terjadi
Bupati Arief juga mengungkapkan bahwa Blora pernah memiliki kasus warga yang terpapar radikalisme. Namun setelah proses pembinaan, orang tersebut kini kembali aktif berinteraksi dengan masyarakat.
“Alhamdulillah setelah pendekatan dan pembinaan, kini mereka justru menjadi agen yang memberi pemahaman tentang bahaya radikalisme,” jelasnya.
Pemkab Blora dan perguruan tinggi bersinergi dengan BNPT RI dalam memperkuat pencegahan terorisme dan radikalisme.
Tribuntpikor.com, biro blora (ach-fah)





