Puluhan warga Desa/Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora kembali menggeruduk perusahaan tambang batu kapur milik PT Pentawira Agraha Sakti yang berlokasi di perbatasan desa jiken dan Cabak Kecamatan Jiken .

Blora, Tribun Tipikor com //

Masyarakat Désa Jiken Kecamatan Kinen, Kabupatèn Blora Jawa tengah Melakukan orasi dengan membentangkan banner yang bertuliskan sejumlah tuntutan warga di halaman pabrik yang dikabarkan memiliki investasi sebesar Rp700 miliar.

Aksi tersebut warga mendesak agar bisa berdialog dengan pihak PT Pentawira. Dalam orasi masa aksi disampaikan bahwa PT Pentawira belum mengantongi izin lengkap, dampak aktivitas tambang mengganggu masyarakat, hingga transparansi perrekrutan tenaga kerja.

Selaku Koordinator aksi yang juga Ketua Karang Taruna Desa Jiken, (Galuh WP) menyampaikan bahwa keberadaan PT Pentawira dianggap mengganggu masyarakat sekitar, terlebih kabut debu.

“Kalau dampak warga sendiri itu debu pasti, sama kebersihan. Sama kemarin sempat banjir, dan sampai sekarang belum ada tindak lanjut, tanaman-tanaman (pertanian) tidak ada yang diganti rugi. Padahal udah mengajukan, udah bertemu pihak terkait terkait di balai desa tetap tidak ada hasil,” jelasnya kepada awak media, Jumat (14/11/2025).

Kordinator aksi (Galuh) juga mempertanyakan soal perekrutan tenaga kerja masyarakat yang tak kunjung ada kejelasan, termasuk kompensasi dampak lingkungan belum diberikan oleh PT Pentawira kepada warga masyarakat terdampak.

“Aspirasi masyarakat, kompensasi dampak lingkungan, rekrutmen tenaga kerja tidak transparan dan tidak adil. Janjinya kompensasi mau dicairkan tapi 4 bulan lebih tidak ada kejelasan sama sekali. Sampai saat ini belum ada (kompensasi),” jelasnya.

Diketahui PT Pentawira Agraha Sakti berada di pinggir jalan Nasional Blora-Cepu. Menurut Galuh banyaknya kendaraan yang keluar masuk perusahaan tambang mengganggu warga.

“Armada lalu lalang di jalan ini kan juga banyak. Lah rambu-rambunya juga tidak ada di sini. Kemudian debu, itu kan lama kelamaan bisa merusak kesehatan juga. Apalagi debu itu kan dari batu yang dibakar,” jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya menyebut warga menginginkan untuk bertemu dengan Liem salah satu pemilik PT Pentawira Agraha Sakti.

Sementara itu, Manajer Alwin saat menemui warga menyampaikan akan menyampaikan tuntutan warga pada hari Senin mendatang.

Tribuntipikor.com, biro Blora (ach-fah)

Pos terkait