Politik Harus Menyentuh Rakyat Lewat Kerja Nyata: Pesan Bambang Pacul di Peresmian Rumah Aspirasi Harris Turino.

Tegal tribuntipikor.com.

Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Wakil Ketua MPR RI, Bambang Wuryanto atau akrab disapa Bambang Pacul, menegaskan bahwa politik tidak cukup berhenti di ruang wacana. Ia menilai, kehadiran Rumah Aspirasi harus menjadi bukti nyata keterhubungan antara wakil rakyat dan masyarakat. Pesan tersebut disampaikan saat ia meresmikan Rumah Aspirasi Harris Turino di Jalan Juanda, Slawi, Kabupaten Tegal, Minggu (2/11/2025).

Acara peresmian berlangsung hangat dan penuh kebersamaan. Hadir pula Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Utut Adianto, Wakil Bupati Tegal Ahmad Kholid, serta jajaran pengurus DPC PDI Perjuangan Kabupaten dan Kota Tegal. Anggota Komisi XI DPR RI Harris Turino, selaku tuan rumah, menyambut langsung kedatangan para tokoh partai.

Dalam seremoni, Harris mengalungkan ronce melati kepada Bambang Pacul dan Utut Adianto. Momen itu dilanjutkan dengan pemukulan gong oleh Bambang Pacul sebagai tanda peresmian, disusul pemotongan ronce melati di pintu masuk gedung oleh Utut.

Rumah Aspirasi, Jembatan Politik dan Rakyat

Dalam sambutannya, Bambang Pacul menjelaskan bahwa Rumah Aspirasi bukan sekadar simbol politik, tetapi wadah penting dalam menyalurkan suara rakyat ke lembaga legislatif. Ia menekankan, keberadaan tempat semacam ini memperkuat fungsi representasi politik yang sesungguhnya.

“Rumah aspirasi akan membantu partai dalam menjaring suara rakyat. Aspirasi itu kemudian akan kami kumpulkan, disaring, dan diperjuangkan di DPR,” ujarnya.

Bambang Pacul juga menekankan pentingnya koordinasi antaranggota fraksi agar perjuangan aspirasi rakyat berjalan searah dan terukur. “Segala hal akan dikoordinasikan dengan Pak Utut sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR,” tambahnya.

Namun, ia mengingatkan bahwa keberadaan rumah aspirasi bukan ukuran utama kinerja seorang legislator. “Tidak semua anggota DPR wajib punya rumah aspirasi semegah ini. Banyak yang menampung aspirasi rakyat melalui kantor partai. Esensinya bukan pada gedungnya, tapi pada semangat untuk mendengar rakyat,” tegasnya.

Inisiatif Pribadi, Bukan Bantuan Partai

Bambang Pacul juga menyoroti pentingnya memahami fungsi elektoral rumah aspirasi tanpa melupakan nilai pengabdian. Menurutnya, pendirian Rumah Aspirasi Harris Turino adalah bentuk dedikasi pribadi, bukan proyek partai.

“Rumah aspirasi ini murni dibangun dari dana pribadi Pak Harris. Jadi tidak bisa dibanding-bandingkan. Yang penting bagaimana rumah aspirasi dijalankan sesuai fungsinya—menampung aspirasi, memperjuangkannya di parlemen, dan menjaga komunikasi politik yang sehat,” jelasnya.

Ia mengingatkan bahwa kerja politik yang baik adalah ketika wakil rakyat hadir dengan karya dan manfaat, bukan sekadar janji atau simbol.

Harris Turino: Wujud Janji untuk Dekat dengan Rakyat

Sementara itu, Harris Turino menegaskan bahwa pendirian rumah aspirasi merupakan realisasi janjinya kepada masyarakat saat kampanye Pemilu Legislatif 2024. Ia ingin lebih mudah menampung masukan dan memperjuangkan kebutuhan warga sesuai dengan bidang kerjanya di Komisi XI DPR RI.

“Saat kampanye dulu saya berjanji, kalau terpilih kembali, saya akan membangun rumah aspirasi. Alhamdulillah, hari ini janji itu terpenuhi,” ucap Harris.

Ia menambahkan, rumah aspirasi tidak hanya akan berfungsi sebagai ruang politik, tetapi juga pusat kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat. “Kami akan mengadakan pelatihan bagi pelaku UMKM, edukasi keuangan, serta kegiatan inklusi ekonomi. Ini rumah bersama, bukan hanya untuk kegiatan partai,” katanya.

Lebih dari Sekadar Rumah Politik

Harris juga berencana menjadikan rumah aspirasi sebagai posko siaga bencana, selaras dengan semangat gotong royong yang menjadi karakter perjuangan PDI Perjuangan.

“Saya ingin rumah aspirasi ini benar-benar bermanfaat. Tidak hanya menampung aspirasi, tapi juga tempat berkumpul, belajar, dan saling membantu,” tuturnya.

Peresmian Rumah Aspirasi Harris Turino menjadi penanda bahwa politik sejati harus menyentuh kehidupan rakyat secara langsung. Pesan Bambang Pacul bahwa “politik harus hadir lewat kerja nyata” menjadi pengingat bahwa kekuasaan bukan tujuan akhir, melainkan sarana untuk melayani dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.

(Bangkar)

Pos terkait