Launching Bankeu Desa Bojongkoneng: Seremoni Meriah, Transparansi dan Efektivitas Masih Dipertanyakan

BOGOR Tribuntipikor.online

Pemerintah Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakan Madang, kembali menggelar seremoni launching program Bantuan Keuangan (Bankeu) dari Pemerintah Kabupaten Bogor.

Kali ini, proyek yang digadang-gadang sebagai solusi infrastruktur desa mencakup pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) di Kampung Pasir Ipis dan betonisasi jalan di Kampung Gunung Batu.

Namun di balik kemeriahan acara, muncul sejumlah pertanyaan krusial: seberapa siap pelaksanaannya, dan apakah masyarakat benar-benar dilibatkan secara aktif?

Launching Ketujuh, Realisasi Masih Minim
Sekretaris Camat Babakan Madang, Iskandar, menyebut bahwa Bojongkoneng adalah desa ketujuh dari sembilan yang melaksanakan launching. Namun, jika baru tujuh desa yang bergerak menjelang akhir Oktober, apakah ini mencerminkan lambannya koordinasi antar-pemerintah desa? Padahal, percepatan pembangunan adalah janji utama program Bankeu.

Proyek 40 Hari, Dana 60% Cair—Tapi Di Mana Rencana Detailnya?
Proyek TPT direncanakan rampung dalam 40 hari, dengan dana tahap pertama sebesar 60%. Namun, tidak ada penjelasan rinci soal metode pengawasan, standar kualitas, atau siapa yang bertanggung jawab jika proyek meleset dari target. Sekadar menyebut “akan diawasi” tanpa mekanisme jelas, hanya memperkuat kesan bahwa proyek ini bisa saja mangkrak seperti kasus-kasus sebelumnya.

Partisipasi Masyarakat: Retoris atau Nyata?
Suganda, Sekretaris Desa, menyebut bahwa pembangunan TPT adalah hasil pengajuan masyarakat. Namun, tidak dijelaskan bagaimana proses pengajuan itu dilakukan—apakah melalui musyawarah terbuka, atau hanya segelintir tokoh yang dilibatkan? Transparansi dalam penentuan titik pembangunan sangat penting agar tidak terjadi ketimpangan antar wilayah.

Betonisasi Jalan: Janji Senin, Tapi Tanpa Kepastian
Rencana betonisasi jalan di Kampung Gunung Batu disebut akan dimulai “Insya Allah hari Senin.” Kata-kata ini, meski bernuansa harapan, justru memperlihatkan ketidakpastian jadwal dan kesiapan teknis. Apakah material sudah tersedia? Apakah kontraktor sudah ditunjuk? Publik berhak tahu.

TPT di Samping Sungai Besar: Solusi atau Tambal Sulam?
Pembangunan TPT di lokasi rawan longsor memang penting. Tapi tanpa saluran air yang memadai, seperti yang baru “akan dibangun nanti,” proyek ini berisiko menjadi solusi jangka pendek yang tidak menyentuh akar masalah. Mengapa tidak dirancang secara terpadu sejak awal?

Kesimpulan: Seremoni Boleh, Tapi Publik Butuh Kepastian
Launching proyek infrastruktur bukan sekadar ajang foto bersama dan ucapan terima kasih kepada pejabat. Masyarakat Bojongkoneng menanti bukti nyata: pembangunan yang berkualitas, tepat waktu, dan berdampak langsung pada kehidupan mereka. Tanpa itu, Bankeu hanya akan menjadi rutinitas tahunan yang kehilangan makna.

(Ade Fian)

Pos terkait