Bandung-Tribun tipikor.com
Lapas Perempuan Kelas IIA Bandung meresmikan Klinik Pratama Lamoria Bandung sekaligus melaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan 21 mitra kerja pada Kamis (30/10). Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga 11.30 WIB ini menjadi wujud nyata komitmen Lapas Perempuan Bandung dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan pembinaan bagi warga binaan pemasyarakatan melalui kolaborasi lintas sektor.
Acara tersebut dihadiri oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, yang sekaligus menyerahkan secara simbolis Surat Izin Operasional Klinik Pratama Lamoria Bandung. Turut hadir pula Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Barat, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, jajaran pejabat struktural Kanwil Ditjenpas Jawa Barat, Kepala UPT Pemasyarakatan Bandung Raya, serta perwakilan dari Polrestabes Bandung, BNN Kota Bandung, Kementerian Agama Kota Bandung dan Cimahi, serta para mitra kerja dari instansi pemerintah, swasta, dan lembaga masyarakat.
Dalam sambutannya, Wali Kota Bandung menyampaikan apresiasi atas langkah Lapas Perempuan Bandung yang tidak hanya berfokus pada pembinaan, tetapi juga memperhatikan aspek kesehatan dan kesejahteraan warga binaan. “Kolaborasi seperti ini penting untuk memastikan bahwa warga binaan tetap mendapatkan hak pelayanan kesehatan yang layak dan berkualitas,” ujarnya.
Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan antara Lapas Perempuan Bandung dengan 21 mitra yang bergerak di berbagai bidang, meliputi pembinaan keagamaan, intelektual, kesenian, pelayanan kesehatan, pengamanan, serta digitalisasi layanan pembinaan. Melalui kerja sama ini, diharapkan pelaksanaan program pembinaan di Lapas dapat berjalan lebih efektif dan berdampak luas.
Usai peresmian, para tamu undangan meninjau langsung fasilitas Klinik Pratama Lamoria serta area ketahanan pangan Lapas Perempuan Bandung. Lahan brandgang yang dimanfaatkan untuk menanam sayuran dan membudidayakan ikan lele menjadi contoh konkret upaya kemandirian pangan di lingkungan lapas. Hasil panennya digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warga binaan dan sebagian dipasarkan ke masyarakat.
Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung dengan tertib, aman, dan lancar, menandai langkah maju Lapas Perempuan Bandung dalam menghadirkan layanan pemasyarakatan yang sehat, humanis, dan berintegritas.
(Indra jaya)







