Garut : Tribuntipikor.com
“Hujan deras yang mengguyur wilayah Garut sejak siang, menyebabkan banjir besar di Desa Sukawening, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut. Pesantren Miftahul’ulum di Kecamatan Sukawening menjadi salah satu lokasi yang terdampak parah. Ratusan santri terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih aman setelah air setinggi 1,5 meter merendam bangunan pesantren. Kamis (23/10/2025).
“Pengasuh pesantren Miftahul’ulum, Ustad Ahid (Abah), menegaskan, semenjak ada pembangunan irigasi standar, memakai kayu dan ditutupi terpal untuk mengairi sawah, dan untuk menahan debit air yang tidak kuat,
sedangkan selokan ke pesantren Miftahul’ulum selokan kecil dan diduga anggaran tersebut adalah Rp.200 juta, padahal seharusnya harus dipikirkan dulu masalah pembangunan Kirmir dulu, sebelum pembangunan irigasi,”
“Banjir ini disebabkan oleh selokan kecil yang mengalir dipinggir pesantren Miftahul’ulum dan ditengah dibuat pusaran air yang besar untuk mengairi sawah, seharunya Kirmir dulu yang dibangun, sehingga ketika musim hujan seperti sekarang tidak akan terjadi seperti sekarang ini, akibat di sumbu pusat terhalang oleh kayu dan otomatis sampah menumpuk, karena tidak tahan oleh debit air yang besar sehingga bangunan tersebut jebol. Sehingga air meluap ke pesantren dan kolam, entah gimana sekarang ikannya saya biarkan, bagaimana pertanggungjawaban Pemdes Sukawening, kejadian banjir ini sudah dua kali, dulu tidak separah sekarang.” Ujarnya.
“Lebih lanjut, Ustad Ahid, memaparkan, banjir ini juga menyebabkan gangguan aktivitas belajar mengajar di pesantren Miftahul’ulum, sehingga para santri harus belajar di tempat yang lebih aman. Pemerintah Kabupaten Garut semoga secepatnya menginstruksikan dinas terkait untuk membantu proses evakuasi dan penanganan darurat.”tutupnya.
“Kerugian akibat banjir pada pesantren Miftahul’ulum dan kolam ikan belum bisa diperkirakan secara pasti. Namun, kerugian material akibat banjir pada kolam ikan bisa sangat besar. diduga menyebabkan banyak ikan hanyut dan kerugian material yang signifikan. Jika pesantren dan kolam ikan terdampak memiliki fasilitas yang serupa, kemungkinan besar mereka juga mengalami kerugian material yang besar, termasuk kerusakan infrastruktur dan kehilangan aset.
“Kepala Desa Sukawening, Ali Agus SE, mengabarkan via WhatsApp bahwa musibah banjir sudah ditangani bersama oleh pemerintah desa, camat, warga, serta aparat kepolisian dari Polsek dan Koramil. Mereka bergotong royong untuk membantu warga terdampak banjir.
Dia menekankan bahwa pembangunan bendungan tersebut merupakan aspirasi masyarakat yang telah melalui proses musyawarah desa (musdus) dan kemudian diperkuat melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Ini menunjukkan bahwa rencana pembangunan bendungan tersebut telah melalui proses partisipatif dan perencanaan yang matang dengan melibatkan berbagai pihak.”ungkapnya.