Tentang Keamanan Pangan, DKL FKM Unair Berikan Makalah Hazard Analysis Andcritical Controlpoints

Surabaya Jatim, tribuntipikor.com //

Dalam rangka meningkatkan kapasitas pengetahuan tentang hygiene sanitasi makanan, dalam pengelolaan dan penyajian makanan, Pemerintah Provinsi melalui Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada tanggal 24 dan 25 September 2025 mulai pukul 07.30 Wib hingga selesai telah melaksanakan pelatihan hygiene sanitasi penjamah makanan (food handler) dan pengelola atau penanggung jawab makanan.

Giat pelatihan yang ditempatkan di Gedung Wanita Candra Kencana, Jl. Kalibokor selatan No, 2 Surabaya dengan tema acara: Peningkatan Kapasitas Pengetahuan Penjamah dan Pengelola Makanan Angkatan VI tahun 2025 itu, telah menghadirkan beberapa narasumber diantaranya dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga serta Departemen Kesehatan Lingkungan (DKL) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR Surabaya.

Dalam makalahnya, narasumber Sudarmadji dari DKL FKM Unair kepada para peserta pelatihan dan tamu undangan menyampaikan bahwa, Pangan berpotensi menjadi tempat dari berbagai hazard atau polutan dan/atau cemaran, cemaran dalam artian tentang fisik, kimia, mikrobiologi dan radioktif. Ucap Sudarmadji.

Sementara, dalam pengelolaan pangan di setiap tahapnya sangatlah sensitif, rawan kontaminasi, walau re-kontaminasi, dan kontaminasi silang. Tambahnya.

Begitupun penjamah atau orang yang terlibat langsung dan/atau tidak langsung saat dalam pengelolaan pangan, mesti terjaga secara personal hygiene-nya. Jelasnya.

Maka, perlulah diwaspadai tentang Air, dapur, peralatan, faktor lingkungan yang terkait dengan pangan bahkan hingga sarana transportasi. Terangnya.

Dan “jika pangan didistribusikan melalui moda transportasi, tidak luput dari pemantauan terhadap potensi bahaya dan re-kontaminasi atau kontaminasi silang selama pendistribusian pangan. Ungkapnya.

Olehnya, sebagaimana User atau Konsumen dan/atau pengonsumsi pangan, juga mesti bijak serta dapatnya menerapkan PHBS ketika berhadapan dengan pangan, alias jangan langsung “hap” dimakan.
Hal tersebut hanyalah sebagian dari upaya untuk meminimalisir ketidakamanan pangan. Pungkasnya. (King)

Editorial: Solikin Korwil Jatim

Pos terkait