Garut : Tribuntipikor.com
“Program ketahanan pangan ini Desa Sukamulya, berfokus pada pengembangan peternakan ikan nila melalui teknologi bioflok dan budidaya tanaman jamur. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan produksi pangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Selasa (30/9/25).
“Kelebihan program teknologi bioflok dapat meningkatkan produksi ikan nila dengan lebih efisien dan ramah lingkungan dan
budidaya tanaman jamur dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat, untuk
meningkatkan ketersediaan pangan yang sehat dan bergizi bagi masyarakat.
“Kegiatan program ketahanan pangan ini dihadiri oleh camat Pangatikan, Ahmad Ramdani, S.Sos.,M.Si, Ibu Sekmat, Pak Indra Kasi PMD, Tokoh Masyarakat, Satpol – PP Pak Yusep, Babinmas, Babinsa, Ketua BPD, Pendamping Desa, perangkat desa, dan warga desa.” Selasa (30/9/25).
“Manfaat teknologi bioflok dapat mengurangi penggunaan air dalam budidaya ikan, dapat membantu meningkatkan kualitas air dengan mengurangi kadar amonia dan nitriat serta meningkatkan efisiensi pakan ikan dengan menggunakan mikroorganisme yang bermanfaat.
“Ketika diwawancarai media, Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mitra Sejahtera, Mamat, menyatakan bahwa kegiatan ketahanan pangan yang dilakukan oleh BUMDes saat ini fokus pada peternakan ikan nila dan budidaya tanaman jamur. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan produksi pangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Peternakan ikan nila karena ikan nila merupakan salah satu komoditas yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di desa Sukamulya, dan budidaya tanaman jamur dipilih karena jamur merupakan salah satu jenis pangan yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat tumbuh di berbagai kondisi lingkungan.” Ujarnya.
“Kepala Desa Sukamulya, Uus Kustiwa, dalam wawancaranya menyatakan, bahwa pemilihan peternakan ikan nila dan tanaman jamur adalah Pengkajian awal menentukan potensi dan kebutuhan desa, pengkajian awal yang melibatkan beberapa stock holder baik itu dari akademisi, pengusaha, lembaga masarakat maupun media sebagai sarat dasar pembangunan yang berkesinambungan dan efesiensi, di samping pemerintahan sebagai penanggung jawab anggaran dan pengambil keputusan dalam hal ini BUMDES mitra sejahtera sebagai pengerjaan Pemerintah Desa.
“Pemilihan dua bidang usaha ini tidak terlepas dari pengkajian awal yang melibatkan beberapa stock holder baik itu dari akademisi, pengusaha, lembaga masarakat maupun media (Penthalix) sebagai sarat dasar pembanguan yang berkesinambungan dan efesiensi, di samping pemerintahan sebagai penanggung jawab anggaran dan pengambil keputusan dalam hal ini BUMDES mitra sejahtera sebagai pengejawantahan pemerintah desa.” Ulasnya.
Dua bidang usaha di atas seperti yg telah di sampaikan baik oleh direktur Bumdes maupun oleh kasi PMD adalah benar adanya, dan saya hanya menambahkan bahwa didalam usaha perlu dipahaminya 3 S(1.strtegis, 2.sistem manajerial/keuangan, dan 3 S yang lebih dibutuhkan adalah Sumber daya manusia yg handal) dalam hal ini. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan Modal, ilmu dan kemauan.” Ungkapnya.
“Lebih lanjut kepala Desa memaparkan, dalam hal Ini saya selalu menekankan dari awal bahwa usaha tanpa ada kemauan yang kuat bakal menjadi cerita pahit, tapi dengan kemauan yg kuat untuk maju, kemauan yang kuat untuk berkembang semua kendala dan rintangan akan terselesaikan dengan seiring waktu.”
Intinya saya sebagai Kepala Desa berharap dan yakin bahwa kita kedepan bisa menjadi desa yang bukan hanya mampu membangun infrastruktur tapi kita juga bisa membangun jalan pikiran masarakat menjadi masyarakat yang mandiri yang mampu menjawab tantangan jaman. Dengan konsep menggabungkan sistem manajerial yg handal dengan meletakan mental yang kuat dengan berbasis pada moral dan akhlak.” Tutupnya.