Tribun Tipikor
Kita nggak perlu panik, tapi jangan juga cuek. Kondisi keuangan negara kita ibaratnya belum masuk lampu merah. Tapi sudah lampu kuning, tandanya harus waspada. Kita perlu mendorong pemerintah supaya lebih bijak dalam berutang, dan pastikan utang digunakan untuk hal produktif, pembangunan, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur jangka panjang.
Bukan untuk pemborosan yang tidak jelas dampaknya. Yang lebih penting, kita juga perlu ikut mengawasi. Jangan sampai karena merasa itu urusan pemerintah, kita jadi apatis. Karena ujung-ujungnya, yang menanggung utang itu ya kita semua, lewat pajak, harga barang, atau peluang kerja yang makin terbatas.
Mungkin rasio utang Indonesia bisa naik ke 42% PDB di tahun 2029, seperti kata AMRO. Tapi belum tentu itu artinya Indonesia bakal bubar. Semuanya tergantung pada bagaimana pemerintah mengatur keuangan negara dalam beberapa tahun ke depan.
Apabila disiplin terus dijaga, pengeluaran dikendalikan, dan pendapatan negara ditingkatkan secara adil dan sehat, maka kita bisa tetap melaju tanpa khawatir krisis.
Tapi kalau tidak, ya, kita sendiri yang harus siap menanggung risikonya. Dengan pajak-pajak yang di pertengahan tahun ini sudah mulai bertambah. (*King)
ceritabisnis
Disclaimer:
Tulisan ini merupakan ulasan sederhana terkait fenomena bisnis atau industri untuk digunakan masyarakat umum sebagai bahan pelajaran atau renungan. Walaupun menggunakan berbagai referensi yang dapat dipercaya, tulisan ini bukan naskah akademik maupun karya jurnalistik. #AMRO, #Indonesia, #Krisisglobal, #FajarFM.