Garut : tribuntipikor.com
“Hingga saat ini, pencarian korban longsor di perbatasan Desa Kutawaringin dan Desa Tenjowaringin masih terus dilakukan. Tim SAR dan petugas Kabupaten Tasimalaya masih mencari korban yang tertimbun longsor.
Upaya pencarian dua petani yang tertimbun longsor di Blok Cihaniwung, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, hingga Senin 30 Juni 2025 sore, masih belum membuahkan hasil. Medan yang sangat curam, tanah yang lembek, serta ancaman longsor susulan, menjadi penghalang utama bagi tim penyelamat.
Lokasi kejadian pun tidak bisa diakses oleh alat berat sehingga upaya pencarian dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul. Rabu (02/07/2025).
“Untuk membantu pencarian korban di tengah medan yang ekstrem, tim gabungan Basarnas, Brimob, TNI, Tagana, BPBD, dan sukarelawan, menerbangkan drone serta mengerahkan dua anjing K-9 (pelacak)
Sebelumnya, dilaporkan dua orang petani, Acu (60) dan Amin (50), warga Kampung Ciomas, dilaporkan tertimbun longsor pada Minggu 19 Juni 2025, sekitar pukul 14.00. Diketahui bahwa keduanya kala itu sedang mencangkul di ladang mereka, di area perbukitan terpencil yang diapit oleh dua tebing tinggi, tepat di perbatasan antara Desa Tenjowaringin dan Desa Kutawaringin.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Tasikmalaya Ajun Komisaris Besar Haris Dinzah menjelaskan bahwa pada hari kedua pencarian, tim gabungan melakukan upaya pencarian di titik yang diduga menjadi lokasi kedua korban tertimbun. Luasnya area pencarian serta medan yang terjal dengan kecuraman tinggi, membuat tim pencari kesulitan melaksanakan upaya pencarian. Apalagi, hal tersebut dilakukan dengan cara manual.
”Lokasinya sangat curam dan tanah masih sangat labil. Tim ahli terus memantau situasi cuaca dan mengecek, apakah lokasi di atas itu sudah aman akan potensi longsor susulan, ketika aman, maka upaya pencarian dan evakuasi baru bisa dilakukan,” tutur Haris.”
Kapolres Tasikmalaya, AKBP Haris Dinzah, bersama puluhan anggota kepolisian, telah berada di lokasi sejak Minggu 29 Juni 2025 guna melakukan upaya pencarian, namun hingga sore hari, mereka hanya bisa melakukan pemantauan dari kejauhan akibat risiko tinggi yang mengancam keselamatan.”
“Lokasinya sangat curam dan tanah masih sangat labil. Bila kami paksakan turun, itu bisa membahayakan keselamatan personel dan juga warga sekitar. Apalagi saat ini hujan masih terus turun,” ujar Haris.
Menurutnya, tanah di sekitar lokasi kejadian masih terus menunjukkan tanda-tanda pergerakan. Material longsoran tampak masih berjatuhan dari tebing, menandakan potensi longsor susulan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
“Kami mengimbau warga untuk menjauh dari area longsor. Masih banyak tanah yang terlihat rawan runtuh. Potensi longsor susulan sangat besar,” tambah Haris.
Usai melakukan pemantauan, Haris dan tim kepolisian menyempatkan diri berkunjung ke rumah keluarga korban. Di sana, mereka menyampaikan belasungkawa dan berusaha memberikan dukungan moral bagi keluarga yang tengah dilanda duka.
Kepala Desa Tenjowaringin, Idi Abdul Hadi, menjelaskan bahwa Blok Cihaniwung berada di wilayah perbukitan terpencil, tepat di perbatasan antara Desa Tenjowaringin dan Kutawaringin. Lokasinya dikepung dua tebing tinggi yang membuat area tersebut rawan bencana.
“Begitu terjadi longsor, korban kemungkinan besar kesulitan menyelamatkan diri karena akses keluar terbatas dan jalan sangat sempit,” jelas Idi. (T.Wirama).