Perang Iran dan Israel, Apa Dampak nya?16 Jun 2025,Iran, Tribuntipikor Online _Serangan misil ini menandai eskalasi paling serius antara Iran dan Israel sejak konflik 2024–2025, dengan jumlah misil dalam satu malam mencapai ratusan. Korban tewas mencapai ratusan di kedua belah pihak, dan infrastruktur vital seperti fasilitas nuklir, energi, dan permukiman terkena imbas. Meskipun belum ada deklarasi perang total, konflik ini telah memicu kekhawatiran global dan mendorong tekanan diplomatik untuk meredakan ketegangan.

Tribun Tipikor

Highlights
Israel serang fasilitas nuklir dan militer Iran (Tehran, Isfahan, Natanz).
Iran membalas dengan lebih dari 150 misil balistik dan 100 drone ke Israel
Wilayah yang terkena: Tel Aviv, Bat Yam, Haifa (Israel); dan depot energi, nuklir, serta kantor pertahanan (Iran).
Dampak terhadap ekonomi global membuat harga emas melonjak, saham dan BTC ikut terkoreksi
Awal Mula Konflik
Ketegangan antara Iran dan Israel berakar pada berbagai faktor ideologis, politik, dan strategis yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Sejak Revolusi Islam tahun 1979, Iran mengadopsi sikap permusuhan terbuka terhadap Israel, bahkan secara ideologis menolak eksistensi negara tersebut.
Sebaliknya, Israel menganggap Iran sebagai ancaman utama terhadap keberadaannya, terutama karena retorika anti-Israel dari para pemimpin Iran dan dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok militan seperti Hezbollah di Lebanon serta Hamas dan Jihad Islam di Gaza.

Selain itu, program nuklir Iran juga menjadi sumber kekhawatiran besar bagi Israel, yang menilai bahwa kepemilikan senjata nuklir oleh Iran akan mengubah keseimbangan kekuatan di Timur Tengah dan membahayakan keamanan nasional Israel. Kedua negara ini juga terlibat dalam perang proksi, terutama di Suriah, di mana Israel secara rutin melancarkan serangan udara terhadap posisi militer Iran dan sekutunya.

Persaingan pengaruh di kawasan semakin memanas ketika beberapa negara Arab mulai menormalisasi hubungan dengan Israel melalui perjanjian Abraham Accords, yang dianggap Iran sebagai ancaman terhadap peran strategisnya di dunia Muslim. Meskipun belum pecah menjadi perang terbuka berskala penuh, konflik antara Iran dan Israel terus berisiko meningkat, dan ketegangan di antara keduanya menjadi salah satu sumber utama instabilitas di Timur Tengah.
Latar Belakang & Pemicu
Pada 13 Juni, Israel melancarkan operasi udara besar-besaran—Operasi Rising Lion—yang menargetkan fasilitas nuklir, pangkalan misil, serta markas militer dan ilmuwan Iran, termasuk penyerangan terhadap Natanz, Isfahan, dan kediaman militer lainnya di Tehran.

Balasan Iran: Serangan Misil Massal
Sebagai balasan, pada malam 13 Juni, Iran melancarkan operasi “True Promise 3”, dengan menembakkan lebih dari 150 misil balistik dan 100 drone serang ke wilayah Israel. Beberapa misil berhasil menembus sistem pertahanan Israel seperti Iron Dome, menyebabkan kerusakan besar di Tel Aviv, Bat Yam, Haifa, dan Rehovot, serta menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.

Setelah nya pada tanggal 14 Juni 2025, Iran meluncurkan kembali gelombang misil meski sebagian besar berhasil dihalau. Namun, beberapa misil berhasil mengenai Israel, menyebabkan sekurangnya 2–7 kematian dan puluhan korban luka

Pada 15 Juni 2025, Iran kembali meluncurkan dua serangan misil + drone, kali ini mempertajam sasaran: pemukiman penduduk termasuk Bat Yam (terdapat anak-anak) dan Tamra, serta fasilitas ilmiah (Weizmann Institute). Total korban tewas di Israel mencapai sekitar 13–14 orang, dan lebih dari 300 luka-luka.

Sementara itu, serangan balasan Israel ke Iran juga intens: misil dan serangan udara menghantam fasilitas nuklir (Tehran, Isfahan, Natanz), depot energi, markas Kementerian Pertahanan—mengakibatkan setidaknya 224–406 orang tewas di Iran, mayoritas warga sipil, serta kerusakan signifikan pada infrastruktur.
Balasan Iran: Serangan Misil Massal
Sebagai balasan, pada malam 13 Juni, Iran melancarkan operasi “True Promise 3”, dengan menembakkan lebih dari 150 misil balistik dan 100 drone serang ke wilayah Israel. Beberapa misil berhasil menembus sistem pertahanan Israel seperti Iron Dome, menyebabkan kerusakan besar di Tel Aviv, Bat Yam, Haifa, dan Rehovot, serta menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.

Setelah nya pada tanggal 14 Juni 2025, Iran meluncurkan kembali gelombang misil meski sebagian besar berhasil dihalau. Namun, beberapa misil berhasil mengenai Israel, menyebabkan sekurangnya 2–7 kematian dan puluhan korban luka

Pada 15 Juni 2025, Iran kembali meluncurkan dua serangan misil + drone, kali ini mempertajam sasaran: pemukiman penduduk termasuk Bat Yam (terdapat anak-anak) dan Tamra, serta fasilitas ilmiah (Weizmann Institute). Total korban tewas di Israel mencapai sekitar 13–14 orang, dan lebih dari 300 luka-luka.

Sementara itu, serangan balasan Israel ke Iran juga intens: misil dan serangan udara menghantam fasilitas nuklir (Tehran, Isfahan, Natanz), depot energi, markas Kementerian Pertahanan—mengakibatkan setidaknya 224–406 orang tewas di Iran, mayoritas warga sipil, serta kerusakan signifikan pada infrastruktur.

Dampak & Respons Internasional
Israel dan Iran sama-sama menutup wilayah udara dan memperingatkan evakuasi warga.

PBB, UE, dan negara-negara G7 mengadakan pertemuan darurat; banyak negara menyerukan eskalasi ditahan.

Presiden Trump menolak rencana pembunuhan pemimpin Iran, namun mendukung aksi Israel; memperingatkan Iran mengenai kemungkinan intervensi AS jika terancam.

Beberapa anggota milisi Houthi di Yaman turut menembakkan misil ke wilayah Israel, atas dukungan Iran.(Red)

Pos terkait