Oleh : Ari Supit
Jakarta, Tribuntipikor Online
_ 13 Mei 2025 – Dalam perjalanan pemerintahan, ada dua unsur penting yang selalu berjalan berdampingan: pemimpin politis yang membawa arah dan visi besar, serta aparatur sipil negara (ASN) yang memastikan semuanya berjalan dengan tertib, tepat, dan berkelanjutan. Kita membutuhkan keduanya — dan keduanya sepatutnya mendapat ruang untuk berperan secara strategis.
Kini, sudah saatnya kita memberi perhatian lebih pada gagasan sederhana namun bermakna: memberi kesempatan kepada ASN karier untuk menduduki posisi sebagai Wakil Menteri atau Wakil Kepala Lembaga. Bukan semata-mata soal jabatan, tapi soal menghargai dedikasi panjang dan memastikan keberlanjutan sistem berjalan dengan tenang dan terarah.
ASN: Mereka yang Tahu Proses Sejak Awal
Banyak ASN telah bekerja puluhan tahun, melewati berbagai kebijakan dan reformasi. Mereka tahu bagaimana program dilahirkan, dijalankan, dan diperbaiki. ASN adalah mereka yang memahami dinamika lembaga dari dalam — bukan hanya soal aturan, tapi juga soal manusia, budaya kerja, dan irama birokrasi.
Lebih dari itu, kita perlu mengingat bahwa ASN tidak hadir begitu saja dalam sistem. Mereka masuk melalui proses yang panjang dan ketat — melewati seleksi nasional, ujian kompetensi, serta tahap-tahap penilaian integritas dan profesionalisme. Ini membuktikan bahwa sejak awal, mereka adalah individu-individu yang disaring secara serius dan objektif untuk mengemban tanggung jawab publik.
Tak hanya disaring, ASN juga dibekali dengan ilmu tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Mereka memahami prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, efektivitas, efisiensi, partisipasi, dan keadilan — prinsip-prinsip yang justru sangat dibutuhkan dalam mengawal kebijakan negara agar tepat sasaran dan berkelanjutan.
Menjadi Jembatan Strategis
Menempatkan ASN sebagai wakil pemimpin lembaga bisa menjadi jembatan yang sangat baik. Di satu sisi, mereka membantu menerjemahkan visi besar pimpinan politis ke dalam langkah-langkah teknis yang realistis. Di sisi lain, mereka menjaga agar mesin birokrasi tetap berjalan stabil meski terjadi perubahan pimpinan.
Kehadiran ASN sebagai pendamping strategis tidak dimaksudkan untuk mengurangi peran politis. Sebaliknya, justru akan memperkuat implementasi kebijakan. Sebab, di balik keputusan politis yang cepat dan progresif, diperlukan ketelitian teknis dan pengalaman panjang agar kebijakan tersebut benar-benar bisa dijalankan.
Ruang untuk Karier yang Diakui
Memberikan peluang kepada ASN karier untuk menduduki posisi wakil pimpinan juga merupakan bentuk penghargaan yang nyata atas pengabdian mereka. ASN tidak hanya ingin bekerja keras, tetapi juga ingin merasa dihargai. Ketika posisi strategis hanya terlihat sebagai “wilayah politis”, maka akan tumbuh rasa bahwa jalur karier teknis tidak pernah sampai ke puncak.
Padahal, membuka ruang bagi ASN di posisi strategis akan memotivasi generasi muda ASN untuk bekerja lebih baik. Mereka tahu bahwa sistem menghargai kerja keras dan integritas, bukan sekadar koneksi atau posisi politik.
Wamen dan Wakil Kepala Lembaga: Peran Teknis yang Membutuhkan Ketekunan
Wakil Menteri dan Wakil Kepala Lembaga memiliki tugas yang sangat teknis. Mereka harus bisa mengawal kebijakan dari hulu ke hilir, menjembatani antara pemimpin dan jajaran pelaksana, serta memastikan semua berjalan sesuai arah. Peran ini membutuhkan pengalaman panjang, kesabaran, dan pemahaman mendalam — yang selama ini telah dimiliki oleh banyak ASN karier.
Maka, membangun budaya baru di mana ASN dapat mendampingi pemimpin sebagai wakil, bukan hanya akan memperkuat lembaga, tetapi juga akan menghadirkan ketenangan dalam transisi dan kesinambungan.
Menyeimbangkan Peran, Menenangkan Sistem
Kita tentu tidak sedang mempertentangkan posisi politis dan karier. Keduanya penting. Tapi di tengah cepatnya perubahan dan tantangan birokrasi ke depan, kita memerlukan keseimbangan. Pemimpin membawa perubahan, dan ASN menjaga kesinambungan.
Jika kita bisa membuka ruang itu dengan bijak — tanpa prasangka, tanpa politisasi — maka kita sedang membangun pemerintahan yang lebih stabil, lebih adil, dan lebih profesional.
Kesempatan yang Membesarkan Harapan
ASN tidak menuntut sorotan. Mereka terbiasa bekerja dalam diam. Tapi ketika ada ruang untuk mengabdi lebih besar dan diakui secara adil, maka semangat itu akan menyala lebih terang. Memberikan mereka tempat sebagai wakil pemimpin bukan hanya soal jabatan, tapi soal kepercayaan.
Karena pemerintahan yang kuat, adalah yang tahu kapan harus memimpin dari depan, dan kapan memberi tempat kepada yang telah lama berjalan dari belakang.(Red)