Sarulla Tapanuli Utara, Tribuntipikor.com
Cuaca ekstrim yang diikuti dengan intensitas curah hujan yang tingi mengakibatkan Luat Pahae diterjang banjir bandang. Kejadian yang terjadi pada hari Minggu (29/12) ini dimulai pada sore hari sekira pukul 18.00 WIB.
Pantauan media, ada beberapa desa di Luat Pahae mengalami dampak tersebut. Satu desa di kecamatan Pahae Julu, yaitu Desa Sitolu Sama. Tiga desa di kecamatan Pahae Jae, yaitu Desa Nahornop Marsada, Desa Parsaoran Nainggolan, Dan Kelurahan Pasar Sarulla. Satu desa di kecamatan Simangumban yakni Desa Pardomuan, dan satu desa lagi di Kecamatan Purbatua, yaitu Desa Sibulanbulan.
Di Pahae Julu, banjir bandang di Desa Sitolu Ama mengakibatkan tebing sungai longsor dan rumah-rumah penduduk yang berada di pinggiran sungai nyaris ikut terbawa derasnya aliran air sehingga tidak bisa lagi dihuni. Kayu-kayu besar yang ikut terbawa arus juga semakin memperparah longsor tebing sungai sehingga sungai menjadi bertambah lebar. Lahan dan tanaman masyarakat yang berada dipinggiran sungai rusak. Sungai yang bertambah lebar masih mampu menahan debit air sehingga kerusakan yang lebih parah dapat diminimalisir. Belum ada data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tapanuli Utara untuk kejadian ini.
Di Pahae Jae, Aek Sarulla meluap hingga ke jalan raya lintas sumatera dan rumah-rumah penduduk dan mengakibatkan jalan sempat macet total. Tercatat ada 3 Desa/Kelurahan yang terdampak, yaitu Desa Nahornop Marsada, Kelurahan Pasar Sarulla, dan Desa Parsaoran Nainggolan. Debit air yang deras membawa lumpur dan material kayu besar dan batu-batuan ikut merusak rumah warga, lahan, tanaman, dan barang-barang masyarakat. BPBD Kabupaten Tapanuli Utara menyebut tidak ada korban jiwa pada kejadian ini namun 77 unit rumah dan kios terdampak, dan 10 diantaranya rusak berat. Fasilitas umum seperti Puskesmas Sarulla, Pasar Sarulla, dan 1 kamar mandi umum rusak berat.
Di Simangumban, banjir bandang yang disertai longsor terjadi di Desa Pardomuan. Banjir bandang ini merusak 2 jembatan sehingga tidak bisa lagi dilalui oleh kenderaan. Lahan dan tanaman masyarakat juga ikut terdampat karena rusak tertimbun lumpur, tanah, dan material kayu yang ikut terbawa arus. Sungai yang awalnya kecil berubah menjadi sangat lebar.
Di Purbatua, banjir besar melanda Desa Sibulan-bulan. Informasi yang dihimpun menyebut bahwa sungai meluap merendam lahan pertanian masyarakat sehingga sebagian besar warga yang bermata pencaharian petani tersebut terancam gagal tanam dan gagal panen. Kepala Desa Sibulanbulan, Yanto menyebut bahwa selain merendam lahan dan tanaman pertanian masyarakat, badan jalan yang menghubungkan Desa Sibulan-bulan dengan Kecamatan Simangumban juga semakin parah dan hampir tidak bisa dilalui kenderaan. Yanto mengaku bahwa perbaikan badan jalan ini sudah berkali-kali diusulkan untuk diperbaiki namun belum mendapatkan respon yang positif. Bahkan masyarakat tidak berani melewati jalanan tersebut saat curah dan intensitas hujan tinggi. (A Hamzah S cfle/RS)