Sumbawa Besar NTB, Tribuntipikor.com
Di era teknologi serba canggih, radio mungkin tak lagi menjadi pusat perhatian, terutama bagi generasi muda. Namun, peran amatir radio—yang pernah menjadi garda terdepan dalam komunikasi—tetap relevan, bahkan sangat vital, khususnya di daerah pelosok dan situasi darurat. Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) terus membuktikan bahwa radio amatir tidak hanya sekadar hobi, tetapi juga ladang pengabdian untuk masyarakat.
Hal ini terlihat dari langkah Orari Lokal (Orlok) Sumbawa yang bersinergi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mengatasi tantangan daerah blankspot dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) 2024. Daerah blankspot, yang minim atau bahkan tanpa sinyal komunikasi, menjadi perhatian utama karena dapat menghambat distribusi logistik dan koordinasi selama pemilu.
Amatir radio adalah individu atau komunitas yang menjalankan komunikasi radio secara independen. Mereka tidak hanya berinteraksi dengan sesama pengguna di tingkat lokal tetapi juga mampu menjangkau lintas negara. Di pelosok, mereka menjadi tumpuan saat infrastruktur telekomunikasi modern tidak tersedia.
Ketua Orlok Sumbawa, Muhammad Magenta, S.H.,kepada media tribun Tipikor .com 26/11/24 menegaskan pentingnya peran radio amatir dalam mendukung stabilitas sosial dan nasional, termasuk pada momen penting seperti Pemilukada. “Hindari perpecahan, hindari hujat menghujat, jaga persatuan dan kesatuan,” ujarnya. Melalui kolaborasi dengan BPBD, para anggota Orari siap memberikan dukungan penuh dengan peralatan mereka sendiri, menjamin komunikasi tetap berjalan lancar meski di daerah sulit akses.
Kolaborasi ini tidak hanya penting untuk Pemilukada, tetapi juga menunjukkan keandalan amatir radio dalam situasi bencana. Kepala bidang Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dr. Rusdianto, memuji peran strategis ini.upaya yang di lakukan untuk membackup dari 4 Desa dan Dua kecamatan dalam pemasangan Radio Pancaran Ulang ( RPU ) untuk mempermudah komunikasi Dalam membawa Logistik dan informasi lainnya . “Mudah-mudahan sinergi ini dapat meningkatkan kelancaran komunikasi, terutama di daerah pelosok atau saat infrastruktur sinyal lumpuh,” ucapnya.
Komunikasi darurat telah menjadi tradisi Orari sejak lama. Dalam banyak kasus bencana, relawan amatir radio hadir dengan membawa peralatan komunikasi portabel untuk menyelamatkan nyawa dan membantu distribusi bantuan. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI bahkan menyebut amatir radio sebagai tulang punggung komunikasi di daerah rawan bencana, mengisi kekosongan informasi ketika teknologi modern gagal.
Profesionalisme dan dedikasi anpa atas menjadi seorang amatir radio tidaklah mudah. Setiap anggota Orari harus memiliki Izin Amatir Radio (IAR), yang membuktikan kompetensi mereka dalam mengoperasikan perangkat radio, memahami frekuensi, serta mengetahui prosedur darurat. Ini memastikan bahwa mereka tidak hanya siap membantu masyarakat, tetapi juga mematuhi standar profesional yang tinggi.
Sinergi antara Orlok Sumbawa dan BPBD adalah contoh nyata bagaimana teknologi sederhana dapat menjadi solusi luar biasa di tengah tantangan besar. Dengan dedikasi dan keahlian mereka, amatir radio menjadi garda terdepan dalam menjaga komunikasi tetap hidup—bukan hanya untuk Pemilukada, tetapi juga untuk masa depan yang lebih inklusif bagi masyarakat di pelosok negeri.
Melalui langkah-langkah ini, Orari menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar komunitas hobi, tetapi aset berharga dalam mendukung stabilitas dan kesejahteraan bangsa.
( Irwanto )