Wilayah Ledok Kulon yang notabenya masuk daerah pinggiran sungai Bengawan Solo sesungguhnya sudah menjadi pusat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), HCI Pengolahan tahu bahkan sudah tersohor di seluruh Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur hingga produksi tahu Ledok Kulon juga di pasarkan ke berbagai Kabupaten lain.
Bojonegoro Jatim, tribuntipikor.com
Safari kunjungi (HCI) Home Centra Industri pengolahan tahu di wilayah desa Ledok Kulon, kecamatan Kota, Kabupaten Bojonegoro, Paslon Cabup 01, Dr. Ir. H. Teguh Haryono, MBA menyampaikan apresiasinya terhadap industri ini, disamping itu HCI pengolahan tahu ini, secara tidak langsung sudah dapat menggerakkan ekonomi kerakyatan selama puluhan tahun. Untuk itu Paslon Cabup 01 Teguh Haryono akan memberikan Program Prioritas untuk permodalan UMKM.
Saat safari kunjungan, Teguh Haryono di dampingi Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Bojonegoro Julianto, bersama beberapa kader-kader militan PDIP.
Sebagai Ketua PAC PDI Perjuangan Julianto menyampaikan harapannya agar Pak Teguh dan Mbak Farida memberi perhatian pada UMKM HCI Pengolahan tahu, dan memberi perhatian pada harga bahan baku kedelai.
“Saya berharap Pak Teguh kalau terpilih nanti bisa bantu UMKM HCI Pengolahan tahu ini, karena masyarakat disini sebagian besar menjadi perajin pengolahan tahu, dan pastinya kami dan seluruh kader PDIP Kecamatan Kota Bojonegoro akan bergotong royong untuk memenangkan Paslon 01, Teguh – Farida,” ujar Julianto.
“Desa Ledok Kulon ini merupakan centra industri pengolahan tahu di Bojonegoro yang harus di support terus oleh pemerintah terutama bahan baku, karena usaha ini terbukti menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat, selain itu ada multi player effect yang sangat luar biasa, ternyata industri tahu mampu menggerakkan ekonomi kerakyatan, maka Teguh – Farida akan menyiapkan Program Prioritas yang dapat membantu para perajin – perajin tahu ini,” ungkap Teguh.
“Bahan baku kedelai Ini juga menjadi perhatian serius kami, seharusnya insinyur pertanian di Indonesia bisa membuat trobosan untuk mencari solusi, agar bahan baku ini bisa mudah didapat dan harga bisa murah sehingga tidak membebani para perajin – perajin tahu.” Pungkasnya.
Wiyoso: perlu diketahui industri tahu ini sudah ada di Desa Ledok Kulon Kabupaten Bojonegoro sejak lama atau sekitar tahun 1950 serta masih bertahan sampai saat ini.
Para perajin tahu ini sudah memiliki pasar sendiri, penjualan sampai luar kabupaten diantaranya wilayah Tuban, Lamongan, Blora dll.
“Saya produksi dua jenis tahu, yaitu tahu kotak dan tahu bulat, setiap pagi hari sudah ada langganan yang ambil, ya harapannya Pak Teguh bisa menstabilkan harga kedelai,” harap perajin tahu Wiyoso
Perajin tahu berharap agar harga kedelai lebih stabil dan tidak naik terus, biaya produksi tidak semakin mahal, sehingga perajin terbantu dan bisa bertahan. (King/tim)