Selayar – tribuntipikor.com
Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tingkat Kabupaten Kepulauan Selayar, berlangsung di Halaman Kantor Bupati Kepulauan Selayar, Selasa 01 Oktober 2024.
Bertindak selaku Inspektur Upacara Kapolres Kepulauan Selayar AKBP AKBP Adnan Pandibu, S.H., S.IK, dengan Komandan Upacara Iptu La Ode Asman. Upacara dimulai pada pukul 08.00 wita, yang dihadiri oleh Unsur forkopimda, para pimpinan OPD, pimpinan instansi vertikal, Ketua TP PKK dan Anggota serta undangan lainnya. Sementara peserta upacara dari TNI, Polri, Satpol PP, Korpri, dan Jagawana.
Momen upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2024 berlangsung khidmat dengan mengangkat tema “Bersama Pancasila Kita Wujudkan Indonesia Emas”. Upacara berlangsung lancar aman dan sukses, serta diakhiri dengan foto bersama dengan jajaran pimpinan OPD dan forkopimda.
Untuk diketahui, berdasarkan catatan sejarah dari berbagai sumber, Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober adalah hari peringatan kedudukan Pancasila, sebagai satu-satunya pandangan hidup yang mempersatukan seluruh negara, bangsa, dan rakyat Indonesia.
Sebab, di masa lalu ada kelompok yang ingin menggantikan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Salah satunya PKI yang dipimpin oleh D.N Aidit. Kala itu, PKI ingin mengganti ideologi bangsa Indonesia dari nasionalisme sesuai nilai Pancasila menjadi komunisme. Selain itu, Hari Kesaktian Pancasila juga menjadi peringatan atas gugurnya tujuh anggota TNI AD di Lubang Buaya, Jakarta Timur pada 30 September 1965.
Mereka adalah Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani, Letnan Jenderal TNI (Anumerta) R. Soeprapto Letnan Jenderal TNI (Anumerta) S. Parman, Mayor Jenderal TNI (Anumerta) M.T Haryono, Mayor Jenderal TNI (Anumerta) D.I Pandjaitan, Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo, Kapten Czi (Anumerta) Pierre Andreas Tendean. Mereka menjadi korban pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok PKI.
Aksi tersebut kemudian dikenal sebagai Gerakan 30 September PKI atau G30S PKI. Kelompok PKI berdalih mereka merupakan pasukan pengawal Istana (Cakrabirawa) yang ditugaskan untuk menjemput para korban karena dipanggil Presiden Soekarno, padahal tidak ada pemanggilan.
Mereka semua tewas pada 30 September 1965 menuju 1 Oktober 1965. Hal ini membuat Soeharto, yang kala itu menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila di lingkungan TNI AD.
Hari Kesaktian Pancasila bukan sekadar hari peringatan tahunan, tetapi momentum penting untuk memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai fundamental bangsa.
Melalui peringatan ini, diharapkan seluruh elemen masyarakat dapat terus menjaga dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menjamin persatuan dan kemajuan bangsa Indonesia. (Ucok Haidir)