Pringsewu, tribuntipikor.com
Bendera Merah-Putih berkedudukan sebagai Lambang Tertinggi Negara, yang menjadi Identitas dan simbol kedaulatan negara kita sebagai negara yang merdeka. Saat ini, bendera Merah-Putih dapat berkibar di tengah suka cita rakyat Indonesia, setelah melalui masa perjuangan yang sangat panjang di masa lalu.
Dan kedua warna memiliki ukuran yang sama. Juga memiliki makna tersendiri merah putih melambangkan. Merah berarti berani dan Putih berarti suci. Serta memiliki arti lain, merah melambangkan tubuh manusia. Sementara putih melambangkan jiwa manusia.
Kemudian, rasa cinta terhadap Tanah Air salah satunya bisa diwujudkan dengan mengibarkan bendera Merah Putih, seperti yang lazim dilakukan menjelang peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus setiap tahunnya. Sayangnya, tak jarang bendera yang dikibarkan justru tampak rusak, lusuh, bahkan compang-camping sehingga menodai rasa cinta yang ingin ditunjukan kepada tanah air.
Hal inilah yang membuat Rio Romadhona kepala Biro Media RadarCyberNusantara.com yang juga di tunjuk sebagai sekertaris Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Wartawan Republik Indonesia Kabupaten Pringsewu, (Lembaga DPC PWRI). merasa resah dan menginisiasi untuk menukar bendera rusak dan lusuh yang masih dikibarkan diatas tiang. Dengan bendera merah putih yang baru. Entah sengaja, ataupun tidak diperhatikan sehingga masih terpasang dan berkibar dihalaman Kantor UPT Kesehatan Hewan (Puskeswan) Pekon Way Ngison, Kecamatan Pagelaran, Dibawah naungan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Pringsewu.
Rio mengungkapkan, “Apa iya sampai hati kita membiarkan, melihat bendera-bendera yang dikibarkan sudah rusak dan lusuh. Jika kita beralasan ataupun berdalih itu semua hanyalah buawalan pembelaan menurut saya, mungkin saja rekan-rekan disini begitu sibuk dan sehingganya sampai tidak sempat memperhatikan simbol negara kita yang ada. Sebab jika kita memiliki rasa nasionalisme tentunya itu semua tidak akan terjadi,”kata jurnalis yang masih ingin selalu belajar tersebut.
Jadi inssa Allah saya akan memantau dan melakukan aksi ini, baik kepada instansi ataupun dimana yang mengibarkan bendera sebagai lambang negara kita tercinta, dan saya akan menukar yang rusak pastinya memberikan yang baru,” kata Batin Laksana sapaat akrab setelah menyerahkan simbol Negara di kantor UPT Puskeswan Way Ngison. Diterima oleh Dr, Dwi selaku kordinator UPT itu, didampingi Koptu Firmanyah, selaku Babinsa, Purnomo serta Dede Aparatur Pekon, Juga Suyatin Purnawirawan TNI AD sekaligus Tokoh Masyarakat Pekon tersebut, pada Kamis 18 April 2024.
Menurut Rio, masih banyak dan sering ditemukan bahkan diberitakan oleh rekan-rekan media lainya, kantor instansi yang menggampangkan atau menganggap sepele pengibaran bendera Merah Putih sehingga bendera-bendera yang sudah tidak layak pun masih dikibarkan. Padahal, bendera adalah lambang negara yang dilindungi, dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 pun mengatur bahwa mengibarkan bendera negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam merupakan hal yang dilarang. Bahkan waktu pengibaran atau pemasangan Bendera Negara dilakukan pada waktu antara matahari terbit hingga matahari terbenam. Namun dalam keadaan tertentu pengibaran dan pemasangan Bendera Negara dapat dilakukan pada malam hari. Jadi, “mari kita cintai, mari kita hargai bendera Merah Putih karena di sini adalah perjuangan para pahlawan kita, sehingga kita pun ikut mempunyai negara Indonesia yang kita cintai ini,” ungkap Rio yang ingin berbenah diri.
Karena menurut nya itu salah satu bentuk nyata dari bela negara,”Bela negara itu bukan sekadar angkat senjata, bela negara yang hakiki adalah bagaimana hati dan pikiran kita itu mencintai Indonesia. Salah satu nya diwujudkan dengan bangga mengibarkan bendera Merah Putih yang baik dan benar.”tandasnya.
Dilain pihak ungkapan, Trimakasih dan apresiasi disampaikan Dr, Dwi selaku kordinator Puskeswan Pekon Way Ngison, “terkait dengan atribut negara ia meluruskan itu semua bukan disengaja. Tetapi karena cuaca yang beberapa waktu lalu ini sangat ektrem, saya pun mengakui kami tidak sempat menaikan dan menurunkan kan, mengingat kwantitas personil yang ada terbatas hanya ada kami berdua, dan itupun terkait bendera belum lama ini baru kita ganti kok,”kata Dr, Dwi.
Ia pun menyampaikan,”Jujur hingga detik ini kapan mendengar Indonesia raya, badan saya pun merinding. Tetapi itu semua kembali kepada tanggung jawab kami selaku pelaksana yang memiliki tugas di tiga kecamatan, Pringsewu, Pagelaran dan Pagelaran Utara, menjadi rutinitas kami. Apalagi saat wabah covid kemarin benar-benar untuk mengurus diri kami sendiri pun Belum bisa, bahkan di waktu itupun cuma sehari kami disini untuk melakukan perawatan,”pungkasnya.(Iwan)