Bandung, tribuntipikor.com
Terdakwa dihukum mati. Itulah putusan dari Hakim Ketua pada sidang yang berlangsung hari ini, Kamis (21/3/2024) di SMK Kartika XIX-1 Bandung.
Sidang tersebut berlangsung di sekolah sebab itu hanyalah ujian praktik simulasi persidangan yang ditampilkan oleh siswa kelas XII untuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (saat ini menjadi Pendidikan Pancasila).
Simulasi persidangan tersebut adalah inovasi baru guna mengenalkan ilmu hukum dan dunia persidangan kepada siswa. Guru Pendidikan Pancasila SMK Kartika XIX-1 Bandung, Ikrima Syaulia Azzahra menjelaskan, materi dasar praktik tersebut tentang sistem hukum dan peradilan yang diajarkan saat kelas XI.
“Nah, kita buatkan inovasi baru dengan mempraktikkan persidangan dengan metode bermain peran. Jadi, siswa bisa mendapatkan gambaran proses persidangan,” katanya.
Gambaran tersebut, tuturnya, meliputi peran-peran yang ada dalam persidangan dan bagaimana proses berjalannya sidang. Selain itu, praktik ini pun bisa menumbuhkan kreativas anak.
“Semua persiapan, mulai dari naskah hingga properti disiapkan dan diatur oleh siswa. Saya hanya memberi arahan di awal dan memberi gambaran,” imbuhnya.
Rima, sapaan akrabnya, mengajak seluruh siswa untuk mengenal dan mempelajari hukum sejak dini. “Hukum akan terus berkembang dinamis. Harapannya, semua siswa mau enggak mau, siap enggak siap harus bisa mengenali hukum. Minimal tentang menaati aturan,” tambahnya.
Kepala SMK Kartika XIX-1 Bandung, Abdurahman pun sangat mendukung inovasi pembelajaran yang muncul dari para guru. “Inovasi baik yang dihadirkan guru akan selalu kita dukung dalam berkreasi untuk kebaikan siswa,” ujarnya.
Tak jarang, tambahnya, sebagai kepala sekolah, ia selalu memberikan dorongan kepada para guru untuk terus berinovasi.
Beberapa inovasi yang telah diterapkan bahkan telah menginspirasi sekolah lainnya untuk melakukan hal yang sama. Gerobak literasi dan ketersediaan co-working space di sekolah merupakan dua dari puluhan inovasi SMK Kartika XIX-1 Bandung yang telah diadaptasi oleh satuan pendidikan lain.
“Intinya, demi kenyamanan siswa, betah di sekolah, inovasi yang mengarah ke sana akan selalu kita dukung. Bahkan, saya juga turut menyumbang ide dan terjun hingga membuat guru-guru bertambah semangat,” katanya.
Salah satu siswa, Muhammad Ihsan Khairy juga mengaku sangat antusias mengikuti ujian praktik ini. “Seru dan bikin jadi tertarik (sama dunia hukum). Apalagi waktu itu kan rame persidangan Sambo, pas praktik jadi tahu, oh sidang tuh seperti ini,” ungkap siswa kompetensi keahalian teknik komputer jaringan ini.(Kamal nt)