Bojonegoro Jatim, tribuntipikor.com
Berbagai budaya wayang kulit diwilayah Nusantara dan/atau Negara Republik Indonesia, dijaman menuju keEmasan Nusantara ini, semakin tumbuh berkembang kembali dengan pesatnya. Salah satunya yang baru saja dilaksanakan oleh Ki, dalang Bambang beralamatkan didusun Munda, desa Wadang, kecamatan Ngasem kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, Yang dengan sabar dan giatnya tetap menyebarkan budaya wayang kulit khususnya wayang kulit Ringgit Purwa,
Sementara, gelar Budaya wayang kulit Ringgit Purwa dengan lakon “Pangruwatan Tolak Balak” yang diselenggarakan pada hari kamis legi 29 Pebruari 2024 bertempat di wilayah desa Talok, kecamatan Kalitidu, kabupaten Bojonegoro, tepatnya di rumah mbok Ratemi atau almarhum Kasmo dusun, Sidodadi, RT 11 RW 06 desa Talok, kecamatan Kalitidu mulai pukul 10.00 Wib sampai selesai berjalan tertib, aman dan lancar.
Tampak para pemirsa serta undangan tua dan muda warga masyarakat setempat dan luar daerah hadir menyaksikan wayang kulit dengan lakon “Pangruwatan Tolak Balak” berjubel di halaman rumah dan pelataran tepi jalan raya desa Talok depan rumah mbok Ratemi yang digelar hari ini. Senyum harmonis para pemirsa terhibur berkat suara lemah lembut siden mbak Sutinah saat melantunkan sebuah Gending juga sinden cantik mbak ana saat melantunkan Gending Gubuk Asmoro, dengan pakem gamelan Lokananta banyak pemirsa ucapkan balasan senggakan menambah gayengnya pagelaran tersebut.
Pun demikian tampak juga kepala desa Talok bapak H. Samudi menghadiri pagelaran ruwatan wayang kulit yang digelar oleh salah satu warganya juga dari pihak Bhabinkamtibmas setempat dalam menjalankan tugas menjaga ketertiban dan keamanan tersebut.
Dalam penyampaiannya H. Samudi selaku Kades kepada media tribuntipikor.com mengatakan bahwa pagelan ruwatan wayang kulit Purwa yang digelar oleh warganya ini adalah bentuk dari kepedulian Nguri Wuri adat budaya Jawa khususnya wayang kulit Ringgit Purwa, dimana budaya wayang kulit Ringgit Purwa ini sudah hampir tenggelam kepopeleranya di wilayah Nusantara atau Indonesia khususnya diwilayah Malowopati bumi Angling dharma. Ucap Kades H. Samudi.
Sementara gelar ruwatan wayang kulit Ringgit Purwa dengan lakon ” ” ini, menurut sumber adalah membentuk keluarga yang tentram, damai, sejahtera terhindar dari berbagai sengkala, khususnya untuk yang diruwat 3 anak dengan identitas satu putri dan dua putra agar bisa terlepas dari karma pala. Ungkapnya.
Dipenyampaiannya Ki, Dalang Bambang kepada awak media ini mengatakan, gelar ruwatan wayang kulit Ringgit Purwa ini, bentuk kepedulian rakyat desa Talok, kecamatan Kalitidu, terhadap berbagai bentuk budaya yang ada di Nusantara atau Indonesia yang patut ditiru dan dilestarikan. Kata Ki, dalang Bambang.
Sementara ruwatan wayang kulit Ringgit Purwa ini, dilakukan atas permintaan empunya hajat mbok Satemi untuk 3 anaknya yang akan diruwat yakni, dua laki-laki dan satu perempuan yang pertama bernama mbok, Parsih, kedua mas, Sunyoto dan ketiga mas Nur Pamuji agar terhindar di berbagai rintangan dan selalu terberkhahi berkhah rejeki serta sehat selalu, dalam mewujudkan “Hurip Mulyo Mukti sejati”, didalam kehidupan pribadinya, keluarga dan untuk masyarakat luas. Ungkap Ki, dalang Bambang
Untuk itu, kami sebagai penggiat dan pelestari budaya wayang kulit Ringgit Purwa berharap warga masyarakat dimanapun berada dapat meniru dan melaksanakan budaya wayang kulit khususnya wayang kulit Ringgit Purwa ini. Pungkasnya. (King)
Reporter: Solikin.gy
Editorial: Korwil Jatim