Adde Mararif : Peringatan Hari Dharma Samudra Ke-61 Dalam Memperingati Peristiwa Heroik Pertempuran Laut Aru.

Kota Bandung, tribuntipikor.com

Hari Dharma Samudera diperingati setiap tanggal 15 Januari setiap tahunnya. Peringatan ini ditujukan untuk memperingati peristiwa heroik yaitu Pertempuran Laut Aru antara Tentara Indonesia dengan Belanda untuk membebaskan Irian Barat pada tanggal 15 Januari 1962 di Perairan Maluku.

Perang ini terjadi dikarenakan Belanda melanggar perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) dan tidak mau menyerahkan Irian Barat ke Indonesia. Hal itu membuat Indonesia mulai melancarkan operasi senyap atau operasi rahasia dengan mengirimkan pasukan ke Irian. Ada 3 Kapal Republik Indonesia (KRI) yang dilibatkan dalam operasi rahasia untuk mengintai kekuatan armada Belanda yang ada disekitar Irian Barat, yaitu KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau. Misi rahasia ini diberi nama STC-9 (Satuannya Tugas Khusus 9 Januari) yang dipimpin oleh Sudomo.

Pada tanggal 15 Januari 1962, ketiga kapal ini semakin dekat ke Irian, namun sayangnya diketahui oleh Belanda. Pertempuran yang tidak seimbang pun terjadi dan mengakibatkan Komodor Yos Sudarso dan awak kapal yang berada di KRI Macan Tutul menjadi korban, sedangkan KRI Harimau dan Macan Kumbang selamat.

Setelah peristiwa itu, pertempuran laut antara Indonesia dan Belanda tidak pernah terjadi lagi. Hal ini dikarenakan masyarakat Irian Barat memilih bergabung dengan Indonesia. Pertempuran di Laut Aru tersebut menjadi peristiwa heroik yang bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Ketua PC 10.09 FKPPI Kota Bandung Adde Mararif, SE mengatakan Peringatan Hari Dharma Samudera dilaksanakan, untuk memperingati pertempuran di laut Aru, yang mengakibatkan gugurnya pahlawan nasional asal Salatiga, yaitu, Komodor Yos Sudarso.
Disela kesibukan dan rutinitasnya, Adde Mararif, mengingatkan terkait pentingnya semangat perjuangan untuk kalangan anak muda di era digital seperti sekarang.

“Berbicara era saat ini, bahwa sejatinya wujud membela negara bukan hanya dalam bentuk perang senjata. Namun yang paling utama adalah pertarungan gagasan dan inovasi,” tutur Adde Mararif, Senin (16/1/2023).

Adde Mararif menambahkan, “generasi muda perlu membentuk karakter kediplisinan. Hal ini yang kemudian akan membentuk jiwa solidaritas antar sesama, serta menanamkan rasa cinta air dan bangsa.”pungkasnya.

Red.

Pos terkait