Bekasi, tribuntipikor.com
Keterbatasan Peluang lapangan pekerjaan serta iming-iming besarnya gaji di luar negeri, terutama Negara di Timur Tengah, menjadi pemicu banyaknya tenaga kerja di Indonesia berangkat ke LN, lewat jalur resmi maupun tidak resmi (non prosedural)
Berdasarkan informasi dari para korban Pekerja Migran Indonesia (PMI) Non-Prosedural di Timur Tengah..
Ada ratusan bahkan ribuan perempuan Indonesia yang menjadi korban Penipuan dari para Agen/Sponsor di daerah mereka masing-masing, dengan iming-iming gaji besar dan pekerjaan yang layak, maka para korban ini tergiur untuk di berangkatkan ke Timur Tengah sebagai pekerja migran Non-Skill tanpa pelatihan sebelumnya, dan tanpa menguasai sedikitpun bahasa yang di gunakan.
Kenyataannya setelah tiba di Saudi, mereka di pekerjakan sebagai pembantu rumah tangga dengan jam kerja lebih dari 12 jam per-hari nya, bahkan menurut pengakuan para korban ada juga yang di pekerjakan 19-22 jam per-hari dan hanya diberi makan 1x sehari.
Para Korban melaporkan kejadian tersebut ke LPMI (LEMBAGA PRIORITAS MASYARAKAT INDONESIA), mereka meminta bantuan untuk di pulangkan ke Negeri Tercinta Indonesia, setelah mencoba berbagai cara dan upaya untuk meminta di pulangkan menemui jalan buntu.
LPMI (LEMBAGA PRIORITAS MASYARAKAT INDONESIA) yang di ketuai oleh Ibu LIE CIEN yang akrab dengan panggilan Ibu Bunga setelah berkoordinasi dengan Pejabat Mabes Polri telah berhasil memulangkan 9 orang PMI yang berada di Timur Tengah, den
“Kiranya setelah para korban PMI Non-Prosedural ini di pulangkan, ada tindak lanjut ke jalur hukum, agar ada efek jera bagi para “oknum” yang memberangkatkan dan “oknum” pemerintahan yang membantu keberangkatan para PMI tersebut”
Imbuhnya sebagai penutup wawancara kami dengan Ketum LPMI (LEMBAGA PRIORITAS MASYARAKAT INDONESIA) di Jakarta. (H S Dotulong)