Mataram, tribuntipikor.com
Polres Lombok Barat, NTB, bertindak cepat menengahi keributan antarwarga di Desa Mareja, Kabupaten Lombok Barat akibat kesalahpahaman saat pawai Malam Takbiran, Minggu (1/5).
“Kami dari aparat kepolisian sejak kemarin sudah melakukan langkah pengamanan dan upaya mediasi antara kedua belah pihak,” kata Kabid Humas Kombes Pol. Artanto, S.I.K., M.Si., pada hari Rabu.
Mediasi tersebut dipimpin oleh pihak Polres Lombok Barat, tokoh agama, Kepala Desa Mareje dan stafnya serta perwakilan dari kedua belah pihak (Dusun Ganjar dan Dusun Bangket Lauk).
“Kami masih melakukan upaya terbaik terkait dengan masalah ini untuk bermusyawarah,” kata Kabid Humas Polda NTB.
Dijelaskan pula bahwa kejadian tersebut bermula saat pawai Malam Takbiran di Desa Mareja, Kabupaten Lombok Barat.
Padaa saat itu, ketika iring-iringan pawai yang diikuti oleh beberapa pemuda dari Dusun Bangket Lauk meledakkan petasan di depan kandang sapi milik Rahim alias Amaq Runa di Dusun Ganjar.
Hal tersebut membuat Rahim alias Amaq Runa menegur para pemuda itu. Namun, akhirnya terjadi keributan.
Kejadian itu dapat dilerai dan diselesaikan secara kekeluargaan oleh personel TNI/Polri dan aparatur desa yang melakukan pengamanan pawai Malam Takbiran sehingga kegiatan pawai tersebut dapat terlaksana kembali.
Dari awal mula kejadian tersebut, pada hari Senin (2/5) kedua belah pihak di mediasi dan saling menyatakan permohonan maaf.
Namun, pada hari Selasa (3/5) sekitar pukul 10.00 Wita, warga dari Dusun Ganjar, Desa Mareje, Kecamatan Lembar hendak melakukan kegiatan pesta dan melintasi di Dusun Bangket Lauk.
Pada saat itu ada beberapa orang dari warga Dusun Ganjar bertemu dengan warga Dusun Bangket Lauk di sana sehingga terjadi keributan kembali.
“Namun, keributan tersebut berhasil diredam kembali oleh pihak kepolisian yang datang menenangkan warga,” tutur Artanto.
Situasi aman tersebut terprovokasi kembali dan pada malam hari dengan terjadinya aksi pembakaran enam rumah di Kantor Sekretariat Lembaga Pembinaan Keagamaan Buddha (LPKB) di Dusun Ganjar.
Dari kejadian tersebut Polri menerjunkan pasukan Brimob, Dalmas, dan Sabhara serta fungsi kepolisian lainnya guna menenangkan mereka. Akibat dari aksi tersebut, tujuh warga Dusun Ganjar mengungsi ke Polda NTB dan 16 lainnya ke Polres Lombok Barat. Pada saat ini dilakukan pelayanan psikososial oleh Biro SDM Polda NTB.
Dari kejadian tersebut, pihak kepolisian meminta masyarakat untuk tenang serta tidak terprovokasi dan melakukan aksi saling balas. Polda NTB serius untuk menangani permasalahan ini.
“Kami meminta masyarakat untuk tenang dan tidak terpancing oleh informasi yang belum jelas kebenarannya dan Polda NTB serius menangani permasalahan ini,” pungkas Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol. Artanto.
Erick Darmajaya, menyikapi kejadian tersebut saat ditemui media di Jalan Setiabudi, Bandung, dia berharap agar polisi bergerak cepat menangani kasus tersebut untuk kondusifitas, keharmonisan dan menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia dan tegakkan hukum bagi para pelaku kekerasan dan kerusuhan tersebut.
“Jika kesewenang-wenangan dibiarkan kita takut merembet dan ditiru oleh yang lainnya dan kita bukan negara bar-bar tapi negara berdasarkan hukum, maka jadikan hukum sebagai panglima sehingga ada efek jera bagi para pelaku perusuh,” tuturnya.
“Saya mengapresiasi tindakan cepat kepolisian dan TNI menengahi serta melerai keributan tersebut supaya tidak berkembang luas,” tambahnya.
Erick Darmajaya mengutuk keras pada pelaku perusuh terlebih perusuh yang melakukan perusakan, pembakaran rumah secara anarki, pelaku kekerasan yang tidak berprikemanusian.
“Mari kita jaga keharmonisan yang sudah lama terjalin jangan sampai ada orang yang memprovokasi kedamaian ini jadi rusak. Bersama kita tegakan hukum untuk siapa saja orang yang ingin memecah belah persatuan bangsa ini, ” imbau Erick.
Red. Iwn