Nama Ibu Kota NUSANTARA, Merupakan Potret Masyarakat Majapahit Pada Waktu Itu

Bojonegoro Jatim, tribuntipikor.com

Salah satu hal positif dari di tetapkannya nama NUSANTARA untuk ibukota baru. Masyarakat Indonesia jadi paham bahwa leluhurnya dulu pernah menulis kitab hebat bernama NegaraKertagama, Minggu 30/01/2022 pukul 07:09 WIB.

Adanya kitab lontar hebat bernama NegaraKertagama yang disusun oleh Mpu Prapanca pada periode 1350-1389, adalah potret” masyarakat Majapahit pada waktu itu. Istilah Nusantara” yang tertulis di dalamnya, bisa jadi sudah ada jauh sebelum penulisan kitab itu. Karena karya sastra itu sejatinya adalah potret dari kehidupan masyarakat yang sudah atau sedang berjalan.

Berkat penetapan ibukota baru Nusantara, masyarakat yang selama ini seperti tercabut dari akar budayanya sendiri, jadi seperti tersentak dan tersadar dengan sendirinya.

“Oooh…! ternyata leluhur saya itu bangsa hebat.”

Sudah ratusan tahun bangsa ini dikerdilkan oleh berbagai macam faham. Kita bagaikan bangsa kerdil yang harkat dan martabatnya DIPAKSA untuk mengikuti standar bangsa lain, atas nama ideologi dan agama.

“NUSANTARA” sudah membuat kita melek dan melihat kehebatan leluhur kita dulu, yang DNA nya kita warisi dalam aliran darah kita. Tentunya tidak pantas bagi bangsa yang telah mewarisi DNA Agung di dalam darahnya, minder/takut dan tunduk pada bangsa lain. Seolah kita lebih rendah dari mereka dalam segala hal. Bahkan badan dunia UNESCO pun, sudah menetapkan NegaraKertagama sebagai salah satu “MEMORI DUNIA”.

“Apakah pantas, masyarakat Indonesia enggak menyadari kehebatan leluhurnya ini?”

Koleksi dokumen sejarah kerajaan Majapahit milik bangsa Indonesia, kitab NegaraKertagama, telah diakui sebagai memori dunia oleh Unesco. Kitab sastra yang ditulis Empu Prapanca di sekitar tahun 1350-1389 itu, menceritakan sebuah perjalanan sejarah Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Sri Rajasanagara (Hayam Wuruk).

Perlu diketahui: Kitab yang ditulis di atas daun lontar tersebut terdaftar dalam The Memory of the World Regional Register for Asia/Pacific. (Kin).

Editorial: Solikin.gy

Pos terkait