Bojonegoro, tribuntipikor.com
Bukan Hanya di Megale Saja, BPNT di Desa Tlogohaji Juga di Kembalikan, ke Agen.
Di berbagai media online, sebelumnya telah memberitakan, bahwa di sebutkan kalau beras BPNT yang disalurkan di Desa Megale Kecamatan Kedungadem, kabupaten Bojonegoro, Jawa-Timur tidak memenuhi standar dan berkutu. Dengan adanya pemberitaan itu, sehingga menuai polemik dan perbincangan di khalayak ramai atau masyarakat umum. Senin (11/10/2021). Pukul 12.25Wib
Saat penelusuran oleh awak media Tribuntipikor.com beberapa hari sampai membuahkan hasil, ternyata ada sebuah indikasi beras yang disalurkan diduga tidak standar dan berkutu, “memang sangat memprihatinkan dan tidak layak untuk dikonsumsi atau dimasak.”
Bahkan beras yang dikemas dengan zak tersebut saat ditepuk menggunakan tangan mengeluarkan debu putih ke abu-abuan. Hal itu disampaikan salah seorang penerima beras atau (KPM) yang namanya enggan dicantumkan di media atau pemberitaan.
Ditanya kenapa kok gak mau disebut namanya, dia menjelaskan, “hal itu akan berdampak kepada kelangsungan sosialnya dalam bermasyarakat.”
“Apa to mas, gak usah di tulis namaku, orang kecil Ki walaupun bener, bisa jadi salah,” (red) jelasnya dalam bahasa Jawa ngoko Kamis (07/10/2021).
Sementara itu, dari pengakuan Abdul Arifin yang diketahui berdomisili di daerah Prayungan tersebut yang mana juga selaku supleyer atau Agen pada hari Rabu tanggal 06 -10-2021 sekira pukul 19:00 wib saat di konfirmasi mengelak bahwa beras tersebut tidak standar dan berkutu. Namun dia mengungkapkan bahwa pengiriman tidak hanya di desa Megale saja, akan tetapi juga diluar kecamatan Kedungadem dan tidak ada yang bermasalah dan setenar ini. kata Arifin.
“Bukan hanya di Megale saja mas yang kita kirimi, akan tetapi di lain kecamatan Kedungadem juga ada, tapi gak ada yang bermasalah,” jelasnya seperti diucapkan via seluler aplikasi WhatsApp.
“Di tlogohaji berasnya juga dikembalikan,”sambungnya.
“H+7 baru kita klarifikasi, karena kita perlu tau dan mencari data orang-orangnya siapa saja.”
Di kecamatan lain beras ditolak dan tidak menjadi setenar ini, tuturnya menambahkan persis yang tertulis di WhatsApp.
Dia menyebutkan dalam satu truk, yang di turunkan dahulu kondisi beras baru dan bagus berasnya. Namun yang terakhir itu kondisinya seperti itu. Tapi kenapa kok yang di lihat atau di cek yang terakhir. Keluhnya.
“Yang pertama di turunkan beras baru, tapi yang belakang kok kondisi seperti itu, ada apa?,” kilahnya.
Lebih jauh awak media mempertanyakan kalau pengiriman bukan hanya di Megale saja, kenapa yang lain kok tidak dipersoalkan.
Dia mengungkapkan, bahwa hal ini diluar sepengetahuannya dan ada apa dibalik rangkaian pemberitaan maupun tuduhan beras berkutu di Megale tersebut.
“Saya yakin ini konteks politik yang selama ini berkembang. Dan dampak dari perseteruan para pimpinan. Saya akan telusuri siapa aktor dibalik semua ini,” tegas Arifin.
“Tunggu saja satu minggu mas, akan saya selidiki siapa aktor dibalik ini semua,” paparnya.
Masih menurut Abdul Arifin sapaan familiarnya, dia menyebutkan, selain di Megale, beras yang sekiranya di salurkan di Desa Tlogohaji juga dikembalikan oleh penerima. Dia memberi tahu redaksi MMCNews melalui WhatsApp setelah adanya pemberitaan di Megale.
Dia juga menambahkan, sekira pukul 09:00 Wib hari Senin (11/10/2021) melalui WhatsAppnya menyebutkan, bahwa pengiriman yang di Megale maupun yang dikembalikan bukan dirinya. Dijelaskanya itu supleyer atau Agen lain. Namun disisi lain dia mengatakan akan mengirim sendiri dan akan bertanggung jawab. Ungkapnya.
“Ini lagi proses pemolesan mas untuk mengganti. Dan kita lembur,” imbuhnya serta mengirim foto produksi pemolesan beras tersebut.
Diakhir percakapan, saat ditanya siapa yang menjadi supleyer atau Agen di Megale tidak menjawab, bahkan sampai berita ini terbit belum juga bisa menjawab.
Namun ada yang aneh dan tidak singkron atas pernyataan tersebut, sebelumnya dia mengakui dan akan mengecek kebenaran tersebut, tapi selang satu Minggu dia tidak mengakui kalau dia supleyernya.
Sekedar diketahui, pada tanggal 06/09 dimedai kabarpasti dan SuaraBojonegoro memberitakan beras BPPNT berkutu dan dilanjut lagi dari SB yang berjudul Agen harus bertanggung jawab. (Slk) (