Pandangan Gus Asim: Ada Apa Dibalik Bungkamnya Wawan Usai Bertemu DPD PDIP Jatim.

Bojonegoro, tribuntipikor.com

Dalam pandangannya Gus Asim selaku pengamat Sospol & Budaya Indonesia mengatakan, seiring komentar saya beberapa Minggu yang lalu, adanya proses yang telah berjalan pemanggilan beberapa saksi, juga Begitu santernya berita tersebut di publik dan di berbagai media, juga ditambah adanya pemanggilan oleh DPD PDI Perjuangan, Budi Irawanto alias Wawan terkait pencemaran nama baiknya, saya kira perlu dikaji dengan cermat. Rabu. 29-09-2021. Pukul 07.25 Wib.

Gus Asim juga mengatakan, menyusul adanya polemik usai bertemu dengan jajaran DPD PDIP Jatim, mengapa Wawan enggan berkomentar kepada awak media, itu yang perlu di cermati lebih di berbagai awak media, “kenapa dan ada apa” Ia mengatakan yang berhak memberikan keterangan adalah pihak DPD, di sini kita harus betu-betul jeli dalam mencermatinya. kata Gus Asim.

Di sebuah kutipan, “Setelah berdialog internal dengan Wawan, Sri Untari Sekretaris DPD PDIP Jatim,” di mana permasalahan tersebut akan ditarik dan ditangani oleh pihaknya, di tambah dengan “Seluruh urusan Bojonegoro, akan menjadi urusan DPD PDIP, dan sebagai laporan kami akan laporan ke DPP,” kata Untari.

Disini peran penting seharusnya partai PDIP mulai DPC, DPD sampai DPP memberikan dukungan penuh langkah kadernya saudara Budi Irawanto mengapa demikian, sebab apa yang di alami oleh saudara Budi Irawanto luar biasa dampaknya, terkait pencemaran nama baiknya yang mana berakibat fatal untuk seluruh keluarga besarnya turun temurun, belum lagi di tambah mental serta Jiwa saudara Wawan, juga berserta kerabat-kerabatnya.

Gus Asim menambahkan, kalaupun masalah pribadi ini sudah masuk dalam Partai, “ya sudah dukung abis saudara Wawan” kan begitu harusnya, apalagi prosespun sudah berjalan tahapannya sudah sampai kepemanggilan beberapa saksi, mestinya jangan mengulur-ulur waktu yang seakan-akan terlihat ada kesan indikasi damai dan selesai. Ucapnya.

“Ingat jabatan itu terkubur hanya sesaat, tapi harga diri nama baik terkubur selamanya.” Kata mutiara Gus Asim.

Kemudian yang mana, “Apakah nantinya akan ada sanksi, atau kena reward,” pandangan saya, semata-mata pihak DPD PDIP lemah dan penuh keraguan adanya permasalahan itu, sedangkan masalah sudah jelas adanya pelaporan saudara Wawan ke Polres Bojonegoro, perihal pencemaran nama baik, Individu seseorang, jadi bila dimasukkan ke partai dia jelas-jelas kader partai, jadi apalagi yang dimaksud Sanksi, tentunya harusnya rewardlah yang di sampaikan bukan lagi kata sanksi, ucapnya.

Yang lebih terpenting lagi pandangan saya, kasus ini jangan sampai di berhentikan, atau saudara Wawan mencabut laporanya, antusias masyarakat nojonegoro sudah banyak mendukung, dampaknya akan menjadi sebuah tontonan yang sangat menarik serta Wawan sendiri akan hilang reputasinya sebagai tokoh masyarakat dan selaku kader partai daerah bojonegoro. Lebih mirisnya akan menjadi lelucon sebuah pertanyaan di berbagai kalangan masyarakat khususnya kabupaten Bojonegoro.

Salah satu kutipan saudara Budi Irawanto selaku Wakil Bupati, hubungannya dengan Anna juga sudah retak sejak lama. Ia mengeluh kerap tak dilibatkan dalam kegiatan pemerintahan Bojonegoro.

Dengan pandangan cuplikan berbagai keluhan saudara Wawan itulah konteks partai bisa memilah-milah kebenaran yang mana yang akan di berikan, sehingga tidak menodai kader-kader partai di kabupaten Bojonegoro. Ungkap Gus Asim.

Di penghujung pandangannya Gus Asim, saya tidak bisa membayangkan lagi adanya grup itu yang jumlahnya mencapai 200-an akun lebih yang menjadi anggota. Selain dirinya dan Bupati Anna, ada juga akun milik Kepala Polres, Kepala Kejari Bojonegoro, Komandan Kodim setempat dan sejumlah pejabat pemkab lainnya, “seorang tampuk pimpinan nomor 1 di kabupaten Bojonegoro sampai mengeluarkan sebuah tutur kata yang tidak bijak dalam penyampaiannya,” Gus Asim menyayangkan.

Di akhir menurut Gus Asim, di karenakan kasus pencemaran nama baik ini sudah di ketahui masyarakat luas Daerah maupun Pusat dan awak media lokal maupun nasional olehnya dalam pandangannya, kasus ini harus di teruskan penyidikanya serta jangan di hentikan, di mana masyarakat bojonegoro bisa tahu kebenaranya, kiranya mana yang salah dan mana yang benar, di samping untuk bagian sebuah pembelajaran Calon-Calon Kepala Daerah di kabupaten bojonegoro kedepan. Pungkasnya. (Slk)

Pos terkait